04 November 2013

Kang Kehed Kepingin Kawin

Kang Kehed Kepingin Kawin

Ketimbang kuliah kayak kakak-kakaknya, Kang Kehed kepingin kawin. Kang Kehed kemudian kabur ke Kota Kembang, keliling-keliling kota, kesasar kemana-mana, kayak koboi kampung, kepingin ketemu kembang-kembang Kota Kembang. Kasihannya, Kang Kehed kagak ketemu-temu keinginan kalbunya.

Keinginan kawin Kang Kehed kentara kuatnya. Kang Kehed kerap ketahuan kutil k*tang-kut*ng Kunti (kembang kinclong kinyis-kinyis kelahiran Kampung Kemiri), ketahuan kantongi k*ndom, kepergok keloni kambing-kambing Keluarga Kinoy. Kebiasaan Kang   kesebar kemana-mana. Kang Kehed kapok. "Kampret," keluh Kang Kehed,"Kalo kondisi kayak kini, ketimbang kasak kusuk kagak keliatan keberhasilannya, ku kan kembali ke kampung, ke kehidupan kesahajaanku. Ku kangen kepada keluargaku, kepada kicau kutilang, kepada kucing-kucing kecil kesayanganku, kepada kerbau-kerbau kelabu keturunan kerbau keraton, kepada kerlap-kerlip kunang-kunang kala kegelapan kembali, kepada Kali Krukut, kepada kudapan khas kampung (kelepon, ketimus, keripik ketela, kuaci)...kepada..kepada..kepada.."

Kembali ke kampung, Kang kehed keliling-keliling, ketemu kepala kampung, Kang Komboi. “Kirain kamu kembali ke kampung kalau kaya, Kehed,” kata Kang Komboi. “Kehidupan kota kejam, Kang. Kalau kagak kenal koneksi, keok kita,”kilah Kang Kehed. “Keliatannya kamu keok karena kurang kemauan, kemampuan, keteguhan,”kritik Kepala Kampung. Kang Kehed kelimpungan kena kick Kepala Kampung, kemudian kabur ke kedai kopi Kcubrats kepunyaan kakak kandungnya. “Kopi karamel kental, kucuri krim kocok,” kata Kang Kehed. Keharuman kopi kendalikan kekesalan Kang Kehed karena kritikan Kang Komboi.

Keesokannya, Kang Kehed kembali keliling-keliling. Kehed ketemu kawan-kawan ketika kecilnya. “Kehed, kamu kembali ke kampung kok kagak kabar-kabari?,” kata kawannya. “Kejutan, kawan. Kejutan,” kata Kang Kehed. Kemudian, kelima kawan-kawan karib Kehed kongkow-kongkow, ketawa-ketiwi, kemukakan kenangan-kenangan ketika kecil.

Kang Kehed kembali keluyuran keesokannya, kemudian ketemu Kimchi, kembang keren kayak kelompok kesenian Korea, kenyataannya Kimchi kelahiran Kroya. Kehed kagak kuasa keluarkan kata-kata, kelu karena kecantikan Kimchi. Ketemuan kedua, Kang Kehed kuatkan keberaniannya, kemudian kenalan kepada Kimchi. Kehed kegirangan kagak kekira karena keberhasilan kenalan ke Kimchi. Ketiga kalinya ketemuan, Kehed keluar kenakalannya, kedap kedip ke Kimchi kasih kode. “Kamu kelilipan, Kang?,” kata Kimchi.

Kamis Kliwon, ketemuan kesekian kalinya. Kang Kehed kagak kuasa kendalikan kegalauan kalbunya kemudian keluarkan kata-kata “Kakang kasmaran ke kamu, Kimchi. Kawini kakang.” Kimchi ketawa kecil,“Kutunggu-tunggu kalimatmu kakang.Kumau kau kawini." Kang Kehed kecup kening Kimchi. Ketagihan. "Kalau kiss-kiss ke kamu?,"kata Kehed. "Kiss-kiss kalau kita kawin,"kata Kimchi kalem.

Kamis Kliwon keesokannya, Kehed kawini Kimchi. Khalik karunia kisah kasih keduanya kebahagiaan.

-- Kaput/Kelar --

@created by MZ
Nov 2, 2013
Note:
Cerpen ini dibuat setelah menerima forward tulisan cerita yang diawali dengan huruf T (Tukang tempe tinju tukang tahu, terjerembab, dst).  Saya jadi teringat akan tulisan yang diawali huruf J (Juminten jual jamu dst). Merasa tertantang karena kedua cerita tsb tidak punya akhir yang jelas (hanya berupa fragment), maka saya buat cerpen tentang Kang Kehed ini.