26 December 2013

Employee Value proposition in My Company

Abraham Maslow, seorang psikolog terkenal dari Amerika Serikat, pernah menyusun hirarki kebutuhan manusia, yang dimulai dari kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan, sampai kebutuhan yang lebih tinggi yaitu aktualisasi diri, seperti pencarian kepuasan spiritual, penguasaan ilmu pengetahuan, atau keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi lingkungan sekitar. Bank XXX pada umumnya, dan XXX Group khususnya, merupakan lingkungan yang ideal bagi para pegawai untuk mencapai itu semua, dengan kegiatan implementasi budaya sebagai katalisatornya. 
Bekerja di XXX Group memberikan kesempatan yang luar biasa untuk terus belajar akan hal yang baru setiap hari. Setiap proyek merupakan sesuatu yang baru, baik dari sisi teknologi maupun dari sisi bisnis. Saya pernah mengerjakan Proyek Upgrade SAP R/3. Proyek ini merupakan perubahan platform SAP R/3 dari semula menggunakan database Microsoft SQL menjadi IBM DB2, perubahan Operating Systems Windows Server menjadi UNIX (IBM AIX), sekaligus juga peningkatan versi SAP dari 4.7 ke ECC 6.0.
Perubahan platform SAP ini merupakan sesuatu yang baru di XXX Group, khususnya di Departemen XXX tempat saya berada, karena sejak awal implementasi SAP platform yang digunakan selalu berbasiskan Windows. Kompleksitas proyek ini tidak hanya dari sisi teknologi, tapi juga dari sisi pengelolaan proyek  termasuk di dalamnya pengelolaan para rekanan yang ikut terlibat dalam proyek ini dan juga pengelolaan timeline maupun anggaran. Karena itu, proyek ini merupakan salah satu proyek yang memenuhi kriteria challenging tetapi juga sekaligus memberikan kesempatan untuk mempelajari hal yang baru. Dari proyek ini, saya memperoleh pengalaman dan ilmu mengenai pergantian platform atas operating system dan database SAP, juga pengetahuan mengenai proses upgrade versi SAP ke versi yang lebih tinggi.

Gambar: Suasana pada saat Go Live Proyek Upgrade SAP R/3
Pada kesempatan lain, saya terlibat dalam Proyek Enterprise Learning and Knowledge Management System (ELMS/EKMS), yaitu sebuah sistem pengelolaan pembelajaran berbasis web yang mengelola solusi, perencanaan, pendistribusian, pengukuran, monitoring dan pelaporan hasil pembelajaran pegawai Bank XXX melalui jaringan akses Internet 24/7. Dari semula domain knowledge yang saya pegang hanya di area ERP (Enterprise Resource Planning), melalui proyek ini saya mengenal apa itu SCORM (suatu standard dan spesifikasi tertentu yang digunakan dalam pembelajaran berbasis web), mengetahui bahwa istilah taxonomy tidak hanya digunakan dalam biologi tetapi juga dalam pengklasifikasian dokumen, sampai ikut terlibat dalam pembuatan modul-modul e-learning yang nantinya akan digunakan oleh seluruh pegawai Bank XXX untuk belajar akan hal-hal baru. Jadi, dari proyek ini saya banyak mempelajari hal baru untuk mewujudkan suatu aplikasi agar orang lain pun dapat belajar hal-hal baru. Indah bukan, bekerja tapi sekaligus juga beribadah?
Continuous learning  yang didorong melalui Proyek ELMS/EKMS ini sesuai dengan semangat  dari hadits Nabi Muhammad “Sampaikanlah, walau hanya satu ayat” dan juga pengejawantahan dari quote yang pernah dilontarkan oleh Steve Jobs:  “Stay hungry, stay foolish,” agar kita selalu lapar akan ilmu pengetahuan baru, agar kita selalu merasa belum pintar sehingga tidak pernah berhenti untuk terus mencapai excellence.
Proyek-proyek yang saya kerjakan tidak hanya terkait dengan kepentingan internal Bank XXX tetapi juga membantu pencapaian target bisnis yang ditetapkan di dalam 3 Fokus Bisnis (Retail Payment, Retal Financing, dan Wholesale Transaction). Salah satu contohnya adalah Proyek Database Outsource (DTOBM) yang dimulai sejak tahun 2009 dan terus dikembangkan sampai saat ini. Proyek ini dikerjakan dalam rangka mendukung pertumbuhan bisnis Microbanking di Unit Kerja Micro Network Development Group, sehingga diperlukan suatu sistem yang handal dalam mengelola database kepegawaian khususnya pegawai Outsourcing Microbanking. Selain untuk data kepegawaian tenaga alih daya (TAD) di Microbanking, aplikasi DTOBM juga digunakan untuk mencatat produktifitas dari TAD tersebut seperti Sales,  NPL,  account maintenance dan jumlah aplikasi, perhitungan insentif, dan juga integrasi dengan sistem lain seperti LOS Micro dan CRM. Pada perkembangannya, DTOBM digunakan tidak hanya di unit kerja Micro Network Development Group  tetapi juga di Human Capital Services Group.
Inovasi-inovasi baru terus dikembangkan untuk aplikasi DTOBM. Dari semula hanya untuk pengelolaan TAD, DTOBM mulai dikembangkan untuk analisa dan penilaian vendor tenaga alih daya serta pengawasan dan evaluasi berkala atas pelaksanaan pekerjaan vendor seperti Vendor Evaluation, Vendor Profiling, Vendor Award and Punishment, Vendor Blacklist, sampai Vendor Payment.
Contoh lain proyek yang saya kerjakan yang terkait dengan 3 Fokus Bisnis adalah Konversi Kredit Kesejahteraan Pegawai (KKP). Selama ini Uang Panjar Pegawai (UPP) baik UPP Kendaraan maupun UPP Rumah dicatat di dalam aplikasi MIPT dan SAP. Pengelolaan tersebut misanya mencakup pencatatan berapa nominal UPP yang dipinjam pegawai, masa waktu peminjaman, besar cicilan per bulan, sisa pinjaman pada satu waktu tertentu, dan lain sebagainya. Data tersebut tidak dicatat dan dikelola di unit kerja Consumer Loan sehingga potensi milyaran rupiah dari pinjaman pegawai tidak dapat diakui sebagai revenue atas unit kerja tersebut. Dengan adanya inisiatif Konversi KKP, data tersebut dikonversi untuk dikelola di aplikasi yang dimiliki oleh Consumer Loan sehingga dapat meningkatkan nilai pencapaian di unit kerja Consumer Loan.
Semua proyek yang saya kerjakan merupakan pengalaman yang challenging sekaligus rewarding yang didapat selama bekerja di XXX Group. Rewarding bukan dalam artian finansial, tapi dalam hal yang jauh lebih tinggi di hirarki kebutuhan manusia, yaitu aktualisasi diri. Hal ini secara tidak langsung menumbuhkan rasa nyaman bekerja di XXX Group, di mana setiap pagi ketika menuju ke kantor sudah muncul gairah agar hari ini didapatkan ilmu baru, cara pandang baru, pencerahan baru, atau menemukan saluran baru untuk memberikan yang terbaik bagi lingkungan sekitar.
Pada akhirnya, ketika challenge yang didapat melalui proyek-proyek di kantor terjawab, ketika kita sudah memberikan yang terbaik dalam melakukan pekerjaan, maka perasaan puas dan bangga bahwa telah melakukan kontribusi yang terbaik, terbawa pulang ke rumah, menebarkan dan menyemaikan energi positif kepada seluruh anggota keluarga. Energi yang tidak akan pernah hilang, melainkan akan diteruskan dalam bentuk kebaikan kepada orang lain, sehingga pada akhirnya mudah-mudahan bisa membawa kebaikan kepada seluruh alam semesta.
All work and no play makes Jack a dull boy,”demikian pepatah yang saya pernah dengar. Maksudnya, bekerja tanpa diimbangi dengan kegiatan yang bersifat fun akan membuat manusia cepat lelah dan menjadi orang yang membosankan. Buat saya, bermain gitar adalah salah satu kegiatan penyeimbang pengisi waktu luang yang terbaik. Biasanya saya bermain gitar listrik dan membawakan lagu-lagu berirama cadas yang saya suka. Dan biasanya itu dilakukan sendiri, di kamar, tanpa panggung dan juga tanpa penonton. Just me and myself (and my guitar, of course).
Dari beberapa perusahaan tempat saya pernah bekerja, tidak pernah ada acara yang menyalurkan hobi para pegawainya. Lain halnya dengan di Bank XXX dan di XXX Group. Kegiatan budaya yang ada di sini memberikan kesempatan kepada para pegawai untuk berkontribusi tidak hanya dalam bentuk pekerjaan yang sifatnya serius tapi juga menyumbangkan keahliannya di bidang seni ataupun olahraga yang bersifat fun.
Ketika panggung disediakan dan penonton bersiap untuk memberikan dukungannya, apakah kesempatan ini akan disia-siakan dengan hanya terus bermain di kamar? Tentu tidak. Berbagai kegiatan band di Bank XXX pernah saya ikuti, mulai dari Festival Band Classic Rock, acara ulang tahun Bank XXX di Eco Park, Ancol, sampai dengan acara SportArtcular Direktorat XXX. Semua persiapan untuk acara-acara tersebut dilakukan setelah pulang kantor. Lelah? Mungkin. Happy? Pasti 

Kesempatan untuk menampilkan keahlian di bidang seni dan olahraga tidak hanya diberikan kepada pegawai, melainkan juga kepada keluarga pegawai. Contohnya, dalam acara hari ulang tahun Bank XXX yang dilaksanakan di Eco Park, Ancol, terdapat lomba hula hoop untuk semua orang termasuk anggota keluarga. Magnolia Fayza, putri saya yang cantik, termasuk yang ikut dalam lomba ini karena memang dia sudah mahir menggunakan hula hoop sejak dari Taman Kanak-kanak. Terbukti akhirnya dia memenangkan juara pertama hula hoop dan memenangkan 1 buah handphone yang diserahkan langsung oleh Direktur Technology and Operations. Tidak percuma Fayza diberikan dorongan untuk terus berlatih menghadapi acara ulang tahun tersebut. Menang bukan tujuan akhir, tapi kesehatan yang lebih baik itu yang utama. Healthy life is a must.

Semua kegiatan yang dilakukan selama bekerja di XXX Group, baik yang terkait dengan pekerjaan maupun non pekerjaan, memberikan arti yang lebih bernilai jika kita melakukan itu semua dengan semangat aktualisasi diri, di mana pekerjaan dilakukan sambil memenuhi tuntunan spiritual, proyek dikerjakan sambil berusaha menguasai  ilmu pengetahuan baru, atau kegiatan non pekerjaan dikerahkan untuk memberikan yang terbaik bagi lingkungan sekitar.
Jika itu semua sudah dilakukan, kita bisa menjawab tiga pertanyaan tentang kehidupan bekerja di XXX Group ini dengan penuh keyakinan diri: Happy? Ya; Healthy? Ya; Wealthy? Saya selalu akan menjawab pertanyaan seperti ini dengan mengutip Qur’an, Surah Ibrahim, Ayat 7, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur , pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu.” Just do you best and God will do the rest.

Bersyukur, selain menambah kemungkinan bertambahnya rejeki yang akan diperoleh, juga merupakan benteng pertahanan yang terbaik dalam menahan godaan di lingkungan kerja. Bekerja di institusi keuangan, apalagi yang sebesar Bank XXX, memunculkan risiko berhadapan dengan kondisi-kondisi yang meminta kita untuk mengambil keputusan yang mungkin bisa memberikan keuntungan pribadi secara sesaat atau terus mempertahankan integritas diri.
Dalam berbagai arena, baik arena olahraga maupun arena kehidupan, akan ada life-defining moment, saat yang akan menentukan arah apakah kita akan menuju kebaikan atau kehancuran, to make you or to break you, saat yang hanya terjadi dalam sekejap waktu dan pengambilan keputusan yang harus dilakukan saat itu juga. Seluruh pelajaran akan baik dan buruk yang diterima sepanjang hayat akan diuji pada periode yang singkat itu. Dan bersyukur, bisa memberikan tambahan lapisan pertahanan agar kita terus mempertahankan integritas diri.

Apakah anda sudah bersyukur? 

Wisata Sejarah dan Kuliner di Cirebon dan Kuningan

Bagi sebagian besar warga Jakarta, lokasi wisata di luar kota yang biasanya sering dikunjungi  namun masih dalam jangka waktu tempuh berkendara mobil di bawah 5 jam adalah Bandung atau Garut di timur Jakarta, Anyer di barat, atau Sukabumi di selatan.  Namun, sebenarnya ada lagi lokasi wisata lain yang berada tidak jauh dari Jakarta yang menawarkan alternatif wisata yang berbeda dengan beberapa lokasi yang disebut di atas. Lokasi tersebut adalah Cirebon dan Kuningan.
Kota Cirebon terletak sekitar 250 km dari Jakarta yang dapat ditempuh selama 5 jam melalui Tol Cikampek, jalur pantai utara, dan Tol Palimanan-Kanci, sedangkan  Kota Kuningan kurang lebih berjarak sama dari Jakarta dengan waktu tempuh yang tidak jauh berbeda. Cirebon dan Kuningan sendiri hanya dipisahkan oleh jarak sekitar 25 km.
Cirebon sarat dengan peninggalan budaya dan sejarah. Salah satu lokasi yang wajib disambangi adalah Keraton Kasepuhan. Keraton ini adalah keraton paling besar di Cirebon dan didirikan pada tahun 1452 oleh Pangeran Cakrabuana. Keraton ini memiliki museum yang cukup lengkap dan berisi benda pusaka dan lukisan koleksi kerajaan. Salah satu koleksi yang ada adalah kereta Singa Barong yang merupakan kereta kencana Sunan Gunung Jati.


Kebetulan pada saat kami sekeluarga berwisata ke Cirebon adalah hari Jumat sehingga jadwal disesuaikan dengan mengunjungi keraton terlebih dahulu dan dilanjutkan ke Masjid Sang Cipta Rasa sekaligus menjalankan ibadah shalat Jumat. Masjid ini terletak di sebelah barat alun-alun Keraton Kesepuhan Cirebon. Masjid yang juga dikenal sebagai Masjid Agung Kasepuhan ini merupakan salah satu masjid tertua di Cirebon, yaitu dibangun sekitar tahun 1480 M atau satu periode dengan saat Wali Songo menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.

Di masjid ini ada beberapa keunikan yang belum pernah saya temui di masjid-masjid lain tempat saya pernah menjalankan ibadah Shalat Jumat. Yang pertama adalah Adzan Pitu, yang merupakan tradisi yang sangat unik karena adzan dilaksanakan oleh tujuh orang muadzin secara bersamaan. Selain itu, keunikan lainnya adalah adanya Doa Qunut pada rokaat terakhir, dan khutbah yang diberikan dalam 100% bahasa Arab.
Selain wisata budaya dan sejarah, Cirebon juga terkenal dengan wisata kuliner. Ada beberapa jenis makanan yang terkenal dari Cirebon, mulai dari empal gentong, nasi jamblang, nasi lengko, tahu gejrot, hingga manisan mangga. Namun, yang paling terkenal di antara semua itu adalah empal gentong. Makanan ini adalah gulai daging bersantan yang dipadu dengan beragam bumbu di dalamnya, seperti bumbu kuning yang ditambah kapulaga. Bumbu, daging, dan jeroan kemudian dimasak menggunakan kayu bakar dari pohon mangga di dalam gentong selama berjam-jam hingga empuk dan disajikan dengan nasi atau lontong dengan pelengkap daun kucai dan sambal bubuk giling. Demikian terkenalnya masakan ini sehingga hampir semua penjuru kota Cirebon terdapat rumah makan yang menawarkan sajian utama empal gentong.  
Puas mengunjungi situs sejarah dan budaya di Cirebon serta menikmati sajian khas kota ini, kami sekeluarga menuju Kuningan untuk melihat situs penting dalam sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu Museum Perundingan Linggarjati.
Museum Linggarjati terletak di Kabupaten Kuningan, tepatnya di Desa Linggarjati, di kaki Gunung Ciremai. Bangunan ini menjadi tempat berlangsungnya perundingan antara Indonesia-Belanda pada tanggal 11-12 November 1946 yang menghasilkan Perjanjian Linggarjati yang salah satu keputusan pentingnya adalah Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura dan bahwa Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949. Ketua delegasi Indonesia adalah Sutan Sjahrir, sedangkan ketua delegasi Belanda adalah W. Schermerhorn, dan penengah berasal dari Inggris, yaitu Lord Killearn.

Mengunjungi museum ini menumbuhkan kebanggaan tersendiri atas keberhasilan bangsa Indonesia memperjuangkan pengakuan atas kemerdekaan Indonesia, perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan, baik dalam bentuk angkat senjata maupun melalui meja perundingan, di mana pahlawan-pahlawan tersebut kini sudah dimakamkan di bumi pertiwi. Saya lantas teringat pada salah satu lirik lagu kesukaan saya “Our freedom has the price, the costs are buried in the ground.
Tidak lengkap rasanya mengunjungi Kuningan tanpa mencicipi kuliner khas daerah tersebut. Salah satu favorit saya adalah tape ketan. Makanan yang satu ini terbuat dari beras ketan yg difermentasi dengan ragi, dibungkus dengan daun jambu air dan diberi pewarna dengan daun katuk serta banyak dijual dalam kemasan ember. Selain itu, ada juga Jeniper. Mengingat  logat urang Sunda yang sering menyebut huruf ‘f’ dengan ‘p’, mungkin orang pikir ini ada hubungannya dengan Jenifer Lopez. Namun, ternyata kuliner ini adalah singkatan dari Jeruk Nipis Peras yang merupakan minuman khas Kuningan.
Akhirnya, tibalah waktunya bagi kami untuk kembali ke Jakarta dengan segudang cerita atas budaya, sejarah, dan kuliner di Cirebon dan Kuningan, yang semakin menambah kecintaan kepada tanah air Indonesia. 

04 November 2013

Kang Kehed Kepingin Kawin

Kang Kehed Kepingin Kawin

Ketimbang kuliah kayak kakak-kakaknya, Kang Kehed kepingin kawin. Kang Kehed kemudian kabur ke Kota Kembang, keliling-keliling kota, kesasar kemana-mana, kayak koboi kampung, kepingin ketemu kembang-kembang Kota Kembang. Kasihannya, Kang Kehed kagak ketemu-temu keinginan kalbunya.

Keinginan kawin Kang Kehed kentara kuatnya. Kang Kehed kerap ketahuan kutil k*tang-kut*ng Kunti (kembang kinclong kinyis-kinyis kelahiran Kampung Kemiri), ketahuan kantongi k*ndom, kepergok keloni kambing-kambing Keluarga Kinoy. Kebiasaan Kang   kesebar kemana-mana. Kang Kehed kapok. "Kampret," keluh Kang Kehed,"Kalo kondisi kayak kini, ketimbang kasak kusuk kagak keliatan keberhasilannya, ku kan kembali ke kampung, ke kehidupan kesahajaanku. Ku kangen kepada keluargaku, kepada kicau kutilang, kepada kucing-kucing kecil kesayanganku, kepada kerbau-kerbau kelabu keturunan kerbau keraton, kepada kerlap-kerlip kunang-kunang kala kegelapan kembali, kepada Kali Krukut, kepada kudapan khas kampung (kelepon, ketimus, keripik ketela, kuaci)...kepada..kepada..kepada.."

Kembali ke kampung, Kang kehed keliling-keliling, ketemu kepala kampung, Kang Komboi. “Kirain kamu kembali ke kampung kalau kaya, Kehed,” kata Kang Komboi. “Kehidupan kota kejam, Kang. Kalau kagak kenal koneksi, keok kita,”kilah Kang Kehed. “Keliatannya kamu keok karena kurang kemauan, kemampuan, keteguhan,”kritik Kepala Kampung. Kang Kehed kelimpungan kena kick Kepala Kampung, kemudian kabur ke kedai kopi Kcubrats kepunyaan kakak kandungnya. “Kopi karamel kental, kucuri krim kocok,” kata Kang Kehed. Keharuman kopi kendalikan kekesalan Kang Kehed karena kritikan Kang Komboi.

Keesokannya, Kang Kehed kembali keliling-keliling. Kehed ketemu kawan-kawan ketika kecilnya. “Kehed, kamu kembali ke kampung kok kagak kabar-kabari?,” kata kawannya. “Kejutan, kawan. Kejutan,” kata Kang Kehed. Kemudian, kelima kawan-kawan karib Kehed kongkow-kongkow, ketawa-ketiwi, kemukakan kenangan-kenangan ketika kecil.

Kang Kehed kembali keluyuran keesokannya, kemudian ketemu Kimchi, kembang keren kayak kelompok kesenian Korea, kenyataannya Kimchi kelahiran Kroya. Kehed kagak kuasa keluarkan kata-kata, kelu karena kecantikan Kimchi. Ketemuan kedua, Kang Kehed kuatkan keberaniannya, kemudian kenalan kepada Kimchi. Kehed kegirangan kagak kekira karena keberhasilan kenalan ke Kimchi. Ketiga kalinya ketemuan, Kehed keluar kenakalannya, kedap kedip ke Kimchi kasih kode. “Kamu kelilipan, Kang?,” kata Kimchi.

Kamis Kliwon, ketemuan kesekian kalinya. Kang Kehed kagak kuasa kendalikan kegalauan kalbunya kemudian keluarkan kata-kata “Kakang kasmaran ke kamu, Kimchi. Kawini kakang.” Kimchi ketawa kecil,“Kutunggu-tunggu kalimatmu kakang.Kumau kau kawini." Kang Kehed kecup kening Kimchi. Ketagihan. "Kalau kiss-kiss ke kamu?,"kata Kehed. "Kiss-kiss kalau kita kawin,"kata Kimchi kalem.

Kamis Kliwon keesokannya, Kehed kawini Kimchi. Khalik karunia kisah kasih keduanya kebahagiaan.

-- Kaput/Kelar --

@created by MZ
Nov 2, 2013
Note:
Cerpen ini dibuat setelah menerima forward tulisan cerita yang diawali dengan huruf T (Tukang tempe tinju tukang tahu, terjerembab, dst).  Saya jadi teringat akan tulisan yang diawali huruf J (Juminten jual jamu dst). Merasa tertantang karena kedua cerita tsb tidak punya akhir yang jelas (hanya berupa fragment), maka saya buat cerpen tentang Kang Kehed ini.